Kebutuhan akan ruang rumah tinggal bersaing dengan kebutuhan parkir mobil yang berjumlah cukup banyak (empat buah), serta posisi rumah yang menghadap sisi terpanas bagi wilayah tropis (Barat dan Utara) merupakan tantangan pada proyek ini.
Untungnya rumah ini berlokasi di sudut (hoek) sehingga mempermudah dalam penciptaan program ruang yang optimal.
Permasalahan pertama dipecahkan dengan cara menaikkan lantai 1 setinggi 2,5 meter sehingga tercipta ruang semi bawah tanah bagi mobil-mobil sang pemilik rumah yang juga berprofesi sebagai pengusaha jasa travel.
Sedangkan permasalahan kedua terkait panas cahaya matahari diselesaikan melalui pemberian dinding lubang angin (rooster) pada tiap balkon rumah sebagai kulit kedua (secondary skin) untuk mereduksi cukup banyak cahaya matahari masuk agar meringankan beban pendinginan bagi AC rumah.
Pola lubang angin pada tiap balkon sengaja dimainkan untuk menghadirkan kesan unik dan berbeda. Pada ruang keluarga di lantai 3 terdapat rooster berupa plat besi yang dikombinasikan dengan tekstur kayu, kemudian ditempatkan pada sudut paling tinggi untuk menciptakan efek dramatis sekaligus titik identitas utama bagi rumah (vocal point).
Sedangkan rooster pada bagian lain diberikan penyelesaian dengan warna senada (satu kroma) dengan dinding yang lain supaya tidak berkesan ramai namun tetap menarik melalui sentuhan pola lingkaran yang menyebar secara tidak beraturan.