Ajining raga saka wusana,
sebuah kalimat dalam budaya Jawa yang dapat diartikan bahwa :
karakter dalam diri tercermin dari benda yang kita kenakan (busana). Dalam sudut pandang yang lebih luas, busana (fashion) dapat meliputi baju, gaya rambut, ponsel pintar, kendaraan hingga rumah yang menjadi milik kita.
Begitulah makna yang melatarbelakangi pemikiran desain rumah tinggal pasangan muda klien studio kami ini. Mereka merupakan pasangan eksekutif muda yang berkarakter pendobrak, sangat berani tampil beda dari yang lain, dan tidak takut untuk selalu berada di garis depan dalam menghadapi perubahan.
Dalam filosofi berpikir rancang arsitektur, sifat yang mempunyai banyak kesamaan dapat diwakili oleh bentukan simetris. Sedangkan sifat yang sangat berbeda atau berlawanan dapat diwakili oleh bentukan asimetris. Karakter asimetris akhirnya dituangkan kedalam denah (layout) hingga wujud luar (eksterior) keseluruhan bangunan.
Ekspresi filosofi tersebut akhirnya terwakili dalam rupa permainan sudut yang cukup tajam pada permainan arah dinding, baik di lantai 1 maupun kanopi balkon lantai 2, juga tarikan garis miring pada permukaan dinding lantai 2 yang juga berfungsi sebagai vocal point rumah ini.